Eh Kok Baper?
21.38
Kita lahir di negara yang mempunyai beragam suku bangsa, budaya yang begitu disenangi bahkan dicintai oleh masyarakat luar (ex Indonesia), beribu bahasa, ras and I am proud. Gue sebagai anak bangsa lahir dengan suku Mandailing (note: bukan Mandailing batak but Mandailing minang). Tepatnya gue "gadih minang" yang mempunyai sejuta mimpi..
Oya ngomongin masalah bahasa khususnya logat, gue udah sering banged denger someone yang ngomong pake logat daerah mereka. Lucu but thats Indonesia. Negara lain gak punya tapi kita punya. Gue sering liat aktor/aktris wara wiri di tv, acting pake logat daerah mereka bahkan terkadang mereka dikasih tanggung jawab buat ngomong pake logat daerah lain. Tapi ada satu hal yang bikin gue kecewa. Kenapa setiap kali ada aktor/aktris yang meranin jadi orang "minang", mereka sama sekali tidak total bahkan gue sendiri malu denger mereka ngomong pake bahasa minang padahal mereka disuruh jadi orang minang (note: Padang). Tapi kenapa kalau pake logat daerah lain mereka bener2 acting total? Why??? Sesulit itukah??
Itu case pertama. Case kedua, gue sering denger kalau orang Padang ngomong pake bahasa Indonesia, pasti belepotan. Is it true?? Dan parahnya paradigma seperti itu bertahan sampai sekarang. Disamping Sate Padang, Rendang dan Rumah Makan Padang yang terkenal seantero Indonesia tapi ada satu hal yang selalu jadi lelucon untuk kami : Bahasa. Gue sebagai pendatang baru di kota Metropolitan sering di interview oleh beberapa mas-mas gojek. Ketika di tengah percakapan, mereka nanya "kayanya mba bukan orang sini deh, logatnya beda". Dan itu benar, gue dengan bangganya pamer daerah gue. Bagi gue pertanyaan seperti itu masih wajar. Case ketiga. Nah ini yang pengen gue bahas..
Mungkin lo bakal tau kegiatan gue sekarang apa, gue ngapain aja kalau lo baca post gue sebelumnya. Gue sebagai kaum minoritas, eits minoritas? Iya. Minoritas. Minoritas karena gue satu-satunya cewe, orang sumatera disini. Dan ruang lingkup gue adalah orang yang beneran asli di Pulau ini. Cewe dengan berkepribadian Introvert kayak gue, harus menyesuaikan diri walaupun itu sangat susah. Dua bulan gue ngejalani hidup disini dengan orang-orang baru. Enjoy but ada satu hal yang semakin lama gue semakin risih.
Gue mau nanya, kira-kira gimana perasaan lo ketika lo datang merantau dari daerah lain, dan lo ditertawakan karena perbedaan logat dan itu dijadikan jokes setiap hari? Awalnya its okay tapi lama-lama ngerasa risih gak sih? Apa perbedaan ini harus ditertawakan? Dan bahkan salah satu diantara mereka bilang gue baperan?? Oh God.. Gue pernah punya temen cewe, dia dijadiin jokes tiap hari dan dia ikut ketawa. Tapi suatu ketika dia marah besar karena dia sudah gak nyaman dengan jokes itu, gak nyaman karena dia dijadiin bahan candaan tiap hari dan dia bilang "tolong kalian kalau mau ngelucu jangan bawa2 gue, gue jg punya perasaan, jangan karena gue diem, karena gue tertawa kalian jadi seenaknya". Dan semua diam.
Sumber : pinterest
Setiap orang punya sisi humor, gue pun juga. Mereka marah bukan karena mereka baper, tapi karena mereka juga punya batas kesabaran. Sesuatu yang bersifat kedaerahan itu sama sekali gak boleh dijadiin bahan candaan. Logat mereka, bahasa mereka, itu bagian dari adat yang ada di Indonesia. Masa mau ngetawain adat dan budaya sendiri?? Apakah itu yang dinamakan saling menghargai? Belajarlah untuk saling menghargai perbedaan karena di dunia ini tidak ada yang sama.
0 komentar