Have you ever felt this before??
Okay let's talk about that..
Selama ini kita melihat begitu banyak perbedaan yang terjadi di sekitar kita. Bahkan sedari dulu perbedaan ini telah ada. Status sosial, ras, agama, suku, bangsa. Seringkali menjadi faktor utama akan perbedaan. Tapi di postingan kali ini gue akan melupakan faktor tersebut sejenak dan mencoba membahas faktor lain.
Begitu banyak sosial media bermunculan dari tahun ke tahun. Ada yang bertahan dan ada yang "tumbang". Haha lucu memang mengingat persaingan para developer. Unjuk jari diantara barisan code. Unjuk jari dibelakang layar. Tetapi apa yang ditampilkan didepan seringkali palsu dan terkesan munafik. Semua orang bisa memainkan semua karakter. Tak jarang juga berakhir dengan kebencian. Gue bukanlah seorang pengguna sosial media yang gila. Its still to be a normal. Tapi bisa jadi gue seorang pengamat sosial media. Yah maybe. Mengamati perilaku dan kepalsuan disana.
Sebuah kepribadian yang terbentuk dari dulu tanpa kalian menginginkan hal itu dan tumbuh pesat di lingkungan yang "aneh". Satu tahun, dua tahun, bahkan bertahun-tahun terjebak dalam pertemanan yang sama sekali tidak -bersahabat. Dan pada suatu saat kalian ingin keluar dari lingkungan tersebut. Dan berharap hari itu tak lagi datang. Berat memang untuk seorang manusia Introvert. Mereka acapkali disebut sebagai kaum anti sosial. Padahal kenyataannya bukanlah seperti itu. Mereka hanya ingin menikmati hari mereka, hanya ingin memiliki kualitas waktu serta hidup dengan dirinya sendiri. Tak mudah bagi seorang Introvert.
"Pembuktian apapun yang kau lakukan tak akan berarti jika mereka telah membangun benteng dan menggunakan topeng supaya bayanganmu tidak masuk"
Kini jeratan itu telah lepas, tetapi kepribadian itu telah tertanam jauh ketika memutuskan untuk bergabung ke dalam sosial media. Dimana notabene disanalah tipu muslihat berkumpul. Kepalsuan dan tidak adanya pengakuan berkumpul. Tarik ulur seringkali terjadi. Apapun yang dilakukan hanyalah sepotong layar yang pengendalinya ingin eksis. But who's care?? Nothing. Sedih gak? Ah itu sudah tidak penting lagi. Hati gue sudah terlanjur kuat karena tempaan yang dulu senantiasa menghiasi hidup. Dari sini gue berpikir, mindset seseorang tidak akan berubah jika pikiran itu telah buruk. Terlalu banyak zat kimia berbahaya. Mau jungkir balik pun tidak akan ada yang peduli,
Sekarang mari kita pergi dari tempat terkutuk itu.
Beranjak ke tempat dimana roda itu telah membawamu ke tempat yang baik. Tidak ada lagi kepalsuan disana, yang ada hanyalah kehidupan yang sesungguhnya. Disana, di dunia maya sana gue gak menemukan pasukan alay. Pemakai media sosial yang menggunakan otak dan skill. Lebay? Tapi ini kenyataan. Apa yang gue sharing, apa yang gue tulis mendapatkan respon yang positif. Jangan ngomong jabatan, mereka orang berpangkat tetapi bisa menghargai tulisan bodoh gue. Sekarang pertanyaan bodoh itu muncul "apa kita harus pergi ke dunia dimana tak seorangpun mengenalimu dan kau bisa dengan sesuka hati menunjukan dirimu tanpa kau harus malu untuk diabaikan??" dan gue merasakannya sendiri.
Lingkungan, who's behind you, merupakan faktor untuk menentukan kebahagiaanmu. Dari sini gue belajar bahwa pembuktian apapun yang kau lakukan tak akan berarti jika mereka telah membangun benteng dan menggunakan topeng supaya bayanganmu tidak masuk.